ﻪﺘ ﺎﮐﺮﺒﻮ ﷲ ﺔﻤﺤﺮﻮ ﻢﻜﻴﻟﻋ ﻢﻼﺴﻟﺍ

Selamat Datang di http://nasutions.blogspot.com/
Blog ini hanyalah bersifat pribadi dan dibuat juga sekedar iseng sambil belajar, jadi sangatlah wajar jika isinya hanya sebatas ilmu penulis yang sangat sedikit. Semua ini hanya mengisi waktu luang disamping kesibukan bekerja dan dorongan kewajiban untuk berda'wah meski hanya satu ayat, mudah-mudahan bermanfaat bagi pembaca dan penulisnya, Amin ya Arhamarrohimin.
"Saran serta kritik membangun sangat kami harapkan dari pengunjung".
Hak Cipta Sepenuhnya milik Allah SWT, Wassalam.

Senin, Februari 11, 2008

Iman Kepada Hari Akhir


Iman kepada hari Akhir adalah rukun Iman yang ke 5 (lima), dimana kepada setiap Mukminin diwajibkan untuk beriman kepada hari akhir (kiyamat), sama ada dia laki-laki yang telah dewasa ataupun perempuan.

PERJALANAN MENUJU HARI AKHIR
Pada hakikatnya perjalanan menuju hari akhir adalah ketika ruh ditubuh kita sudah berpisah dengan jazad dalam arti lain meninggal dunia, maka sejak saat itu resmilah seseorang memasuki alam yang ketiga (alam barzakh), menunggu sampai hari kiamat tiba dan selanjutnya menuju Padang Mahsyar.
KEMATIAN DAN SEBAB MUSABABNYA
Segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah dimuka bumi ini selalu ada Asbabul Musababnya, begitu juga dengan kematian, bisa mati ditempat tidur karena sakit, berperang, tabrakan, dimakan binatang buas, ditelan ikan dan sebagainya, sekalian itu hanyalah sekadar sebab musabab saja, yang pasti kematian itu akan dan pasti datang sebagaimana firman Allah SWT "Setiap yang bernyawa pasti merasakan mati" (Al-Imran), "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka kematian itu akan menemui kamu" (Al-Jum'ah).
Jika sudah tiba waktunya, entah nanti, besok, lusa dan seterusnya, mau tidak mau, suka atau tidak suka, maka maut itu pasti akan datang menjemput kita. Prosesnya pun tidak lama paling-paling hanya 5 menit, tetapi kesakitan yang dirasakan tidaklah sebanding dengan waktu yang 5 menit tadi itu jika seseorang itu orang yang merugi, dan disaat-saat seseorang menghadi Nazak (Sakarotil Maut), maka ada 3 golongan yang menghadiri kematiannya, yaitu :
1. Malaikat
Mulai dari Malaikat Pemberi Rizki, satu persatu datang menghadap si calon mayit dan berkata "Dulu semasa hidupmu, saya mencarikan rezki bagimu dari timur hingga ke Barat, tetapi sekarang saya sudah tidak bisa lagi". Hingga yang terakhir nanti Malaikat Roqib dan Atid, sebelum Malaikat Isroil
2. Saudara / Kerabatnya
Untuk Saudaranya, jika calon si mayit sakit dirumah atau dirumah sakit atau dimana saja sudah barang tentu juga akan menemani si calon mayit, dan disinilah di sunatkat untuk membimbing si calon mayit untuk mengucapkan syahadat, sekurang-kurangnya "La Ilaha Illalloh". Ucapkan dengan suara keras ke telinganya, dengan harapan moga-moga si calon mayit mengikuti yang kita ucapkan. Namun banyak juga yang tidak disertai oleh saudaranya, ada yang mati tertabrak ditempat, ada yang diterkam binatang buas, ada yang tenggelam di lautan dan sebagainya.
3. Syaithon (Setan)
Disaat-saat kita menghadapi Sakarotil Maut dan ketika memasuki Nazak, maka setanpun ikut menghadiri si mayit dan berusaha dengan sekuat tenaganya untuk menjerumuskan si calon mayit dengan segala daya upayanya karena inilah kesempatan terakhir untuknya mencari kawan sebanyak mungkin di neraka. Berlindung kita kepada Allah SWT, biarlah kita melepaskan segala kenikmatan dunia, biarlah kita melepaskan anak dan harta yang setengah mati kita cintai di dunia ini, asal jangan iman didada kita ikut lepas disaat-saat kita akan meninggalkan dunia ini.
Selanjutnya, malaikat Isro'il akan mencabut nyawa calon simayit dan satu persatu anggota badan kita akan mengucapkan salam perpisahan kepada Ruh "Salamu Alaika Ila Yaumil Qiyamah" Keselamatan atas engkau duhai badan hingga kita nanti disatukan Allah kembali di hari Qiyamat. Dan malaikat mencabut nyawa seseorang juga tergantung dari rezekinya, ada yang disentakkan dari matanya, dari mulutnya, dari kakinya, dari ubun-ubunnya dan sebaganinya. Maka terbujur kakulah sang badan yang dulu gagah dan tampan ataupun yang jelek rupa, yang penguasa ataupun rakyat jelata, yang kaya raya maupun yang miskin papa, kini sudah terbujur kaku tidak berdaya.
Perjalanan Menuju Kubur, Wallohu A'lam (bersambung)