MUSYAFIR DIATAS PESAWAT
Ketika kembali dari Batam untuk berlibur Idul Fitri tahun 2005 saya bersama 3 orang kawan dapat tiket Executive, kami berangkat dari Mesh menuju Bandara sekitar jam 10, ternyata pesawat delay sampai jam 15 sore. Terpaksa kami menunggu di Bandara dalam ruangan executive, dasar lagi puasa dapat tempat yang enak pula, dimana di ruangan executive tersebut tersedia banyak minuman kaleng yang apaboleh buat tidak bisa diminum (namanya juga lagi puasa). Ketika pesawat sudah datang dan kami akan segera berangkat, kawan saya yang seorang punya muslihat, yaitu menguras isi kulkas yang berisi minuman kaleng untuk nanti diminum pada saat berbuka puasa, jitu ya? Setelah naik pesawat, karena tempat duduk di executive, banyak makanan tersedia yang disediakan oleh pramugari yang cantik. Lagi-lagi karena sedang puasa saya tidak menerima yang diberikan oleh pramugari, padahal yang disamping saya sudah dengan lahap makan, dengan muka yang sedikit kesal saya menggelengkan kepala menolak makanan yang disediakan. Akhirnya pramugari tersebut dengan malu-malu pergi kedepan dan mengumumkan kepada para penumpang yaitu minta maaf kepada yang melaksanakan puasa. Nah... rasain lho, perjalanan cuma 45 menit koq nggak puasa, musyafir apaan tuh?
JANGAN KATAKAN PUASA
Tahun 80an ketika saya masih kelas IV SD, saya mempunyai seorang teman bernama Asril, setiap hari kami puasa sebagaimana kawan-kawan yang lain. Karena kami sering makan sahur cepat (sekitar jam 2.00 dinihari), maka suatu hari saya merasakan kepayahan ketika hari sudah sore (sekitar jam 16.00), saya sudah terbaring lemas dirumah. Akhirnya ibu menyarankan untuk sholat ashar dulu siapa tahu nanti bisa fress lagi. Dengan langkah gontai saya menuju masjid yang ada dekat rumah, dan ternyata Allah menunjukkan sifat Rahman dan RahimNya, yaitu ketika saya mau mengambil wudhu saya lupa kalau saya lagi puasa, dan air segar yang mengalir dipancuran saya sedot tanpa sadar. Setelah rasa haus hilang barulah saya ingat kalau saya sedang berpuasa, kemudian saya lanjutkan untuk sholat ashar dengan badan yang sudah segar. Sesampai dirumah saya cerita kepada ibu saya dan beliau mengatakan jika puasa saya tidak batal dan itu berarti kita ditolong oleh Allah SWT. Kemudian saya bercerita kepada kawan saya Asril dan saya lihat dia cemburu dan sedikit marah kepada saya. Buktinya ketika kami jalan-jalan untuk merintang waktu, saya dilarang untuk cerita puasa dengan harapan dia juga lupa dan bisa minum, dan ternyata sampai waktu berbuka tiba kawan saya tersebut tidak pernah bisa lupa, cemburu nih ye?
PUASA JANGAN CUMA MENAHAN MAKAN DAN MINUM
Tahun 2003 saya puasa di rantau dan kami tinggal dikantor bersama satpam, saya punya seorang kawan yang sangat lucu sebut saja (Bulek), kawan saya ini sangat lucu hingga saking lucunya sampai-sampai dia sendiri tidak tahu kalau dia orangnya lucu. Suatu pagi sekitar jam 7 dan pas lagi libur, saya lihat Bulek sedang membaca koran di ruang tengah kantor, tidak berapa lama setelah itu dia berdiri dan melangkah dengan tergesa-gesa menuju kamar, saya ikuti dan ternyata dia mengambil kaca mata. kemudian Bulek kembali keruang tengah untuk melanjutkan membaca koran dengan khusuknya. Dengan mengendap-endap saya intip dari belakang dia sedang membaca apa, ternyata membaca berita dengan cerita "Pemerkosaan". Langsung saya kagetin dan saya bilang "Kalau bulan puasa mbok jangan membaca berita-berita yang begituan", tahu apa jawab kawan saya? Dengan marahnya dia berkata "Ya biarin to, itu berita kan untuk dibaca" (dengan dialek Jawa yang sangat kental), akhirnya saya ngeloyor pergi sembari tertawa.