Bismillahirrohmanirrohim,
Guna menambah posting dalam penulisan blog ini, Insya Allah kedepan akan diisi dengan pengajian-pengajian yang kami ikuti, baik pengajian yang lama yang masih ada dalam catatan kami ataupun pengajian-pengajian yang baru. Moga-moga pembaca tidak berpaling dari tulisan kami ini meski kami sangat yakin jika yang kami tulis ini tidaklah ada apa-apanya dan hanyalah sebatas tugas kita yaitu berda'wah sebab selama jasad masih dikandung badan tugas ini belumlah selesai.
.................. Pembukaan
Setelah sekitar dua bulan kita tidak mengadakan majelis taklim, yaitu semenjak memasuki bulan Ramadhan 1428 H dan sekarang sudah tanggal 15 Zulqo'dah sudah barang tentu ada sebagian dari pada pengajian-pengajian kita yang telah lampau yang mungkin terlupa dalam ingatan kita khususnya dalam bidang Tauhid, maka pada pengajian kali ini kita belum membuka kitab, tetapi sekedar selayang pandang mengenai perjalanan tauhid dimana belakangan ini marak terdengar adanya Nabi Palsu, dan hal ini tentu saja sangat erat kaitannya dengan Tauhid dimana kita Ummat Islam harus beriktikad bahwasanya Nabi Muhammad SAW adalah nabi yang terakhir, Khotamil Anbiyai wal mursalin, Penutup daripada sekalian Nabi dan Rasul. Kedatangan nabi-nabi palsu ini sebenarnya bukanlah cerita baru sebaba sudah ada sejak zaman Rasulullah hingga sekarang ini dan beberapa diantaranya adalah orang Indonesia sendiri dari Musailamah Alkassab hingga Ahmad Musaddeq yang belakangan ini.
Yang disebut dengan beriman bukanlah hanya sekedar menghafal : Iman kepada Allah, MalaikatNya, KitabNya, RasulNya, hari Kiamat dan Qodho serta Qodar dari Allah SWT, seperti yang sering kita jumpai ditengah masyarakat dan khususnya bagi pengantin baru yang sudah barang tentu hafal akan yang demikian sebab memang dia menghafalnya ketika akan dinikahkan kalau tidak tentu saja nikah akan ditunda.
Yang disebut dengan beriman adalah Mengikrarkan dengan Lidah, Meyakini akan hati dan Melaksanakan dengan anggota badan. Beriman kepada Allah artinya Meyakini akan KeesaanNya, mengetahui betul sifat Yang Wajib, Mustakhil serta yang Harus bagiNya, guna untuk meneguhkan ke Imanan kita, mensyukuri semua pemberianNya, melaksanakan semua perintahNya dengan sekuasa kita dan seterusnya.
Beriman kepada Rasul artinya kita harus mengikuti semua sunnahnya