ﻪﺘ ﺎﮐﺮﺒﻮ ﷲ ﺔﻤﺤﺮﻮ ﻢﻜﻴﻟﻋ ﻢﻼﺴﻟﺍ

Selamat Datang di http://nasutions.blogspot.com/
Blog ini hanyalah bersifat pribadi dan dibuat juga sekedar iseng sambil belajar, jadi sangatlah wajar jika isinya hanya sebatas ilmu penulis yang sangat sedikit. Semua ini hanya mengisi waktu luang disamping kesibukan bekerja dan dorongan kewajiban untuk berda'wah meski hanya satu ayat, mudah-mudahan bermanfaat bagi pembaca dan penulisnya, Amin ya Arhamarrohimin.
"Saran serta kritik membangun sangat kami harapkan dari pengunjung".
Hak Cipta Sepenuhnya milik Allah SWT, Wassalam.

Kamis, Februari 28, 2008

Ahlusunnah Wal Jamaah


Semasa Rosulullah masih hidup, tidaklah ada perbedaan-perbedaan dalam Agama Islam sebagaimana yang kita lihat sekarang ini, hal ini disebabkan jika sahabat menemui sesuatu persoalan, maka sumbernya masih ada yakni langsung kepada Rasulullah. Namun setelah beliau dan sahabat-sahabat wafat, maka muncullah aliran-aliran dalam Islam, baik dalam masalah Keimanan, ataupun dalam Fiqh (Syariat / Ibadah). Maka didalam hal Keimanan (Aqidah / Tauhid) muncullah beberapa Firqah (Aliran, Faham), diantaranya :

  • Ahlusunnah Wal Jamaah
  • Mu'tazilah
  • Qodariah
  • Jahamiah
  • Syi'ah
  • Khawarij
  • Dan lain-lainnya hingga kepada Islam Moderen belakangan ini.

Didalam Hal Fiqh, muncullah Imam yang 4 (empat) yang jadi panutan hingga sekarang ini, yaitu :

  • Maliki (Imam Malik)
  • Hanafi (Abu Hanifah)
  • Syafi'i (Imam Syafi'i)
  • Hambali (Ahmad Bin Hambal)

Dari zaman Rasulullah, semua peraturan-peraturan Islam, baik Tauhid, Fiqh dan Ihsan belumlah tertulis seperti buku yang kita temukan sekarang ini, tetapi masih terpisah-pisah dalam bentuk catatan-catatan yang dibuat pada masa itu dengan menggunakan kulit Unta, ataupun pelepah kurma. Dan sebagaimana kita ketahui, Al-Qur'an resmi dibukukan adalah ketika zaman Khalifah Usman Bin Affan yang populer kita sebut dengan Mushab Usmani. Perkembangan zaman semakin maju dan perlahan-lahan peraturan-peraturan Islam mulai dibukukan oleh Sahabat, Tabi'it Tabi'in, Tabi'in hingga ke masa kita sekarang ini.

Selanjutnya, Dalam Blog ini Tauhid yang dikemukakan oleh Penulis adalah Tauhid dengan aliran Ahlusunnah Wal Jamaah, dan dalam hal Fiqh (Ibadah) adalah Mashab Syafi'i, sedang untuk masalah Ihsan, penulis tidak berpatokan kepada satu aliran, namun semua yang berbentuk perbaikan diri untuk menuju ketaqwaan kepada Allah SWT, dan setiap Ilmu yang penulis hafal dan pengajian yang diikuti, Insya Allah akan kami uraikan disini. Jika kita berbeda aliran dan pendapat dalam masalah-masalah Agama adalah hal yang wajar dan manusiawi serta menjadi Rakhmat selama tidak saling caci mencaci, sebab jika kita terpecah, bukankah Pihak Ketiga akan bertepuk tangan?. Untuk itu marilah kita sama-sama menimba Ilmu agama, untuk bekal kita nanti di Yaumil Akhir, moga-moga Allah SWT memberikan kesehatan dan kesempatan kepada kita semua untuk selalu berdiri dalam Aqidah Islam ini, dan selalu menyampaikan dakwah dan berjuang selama hayat masih di kandung badan. Amin, Insya Allah.

Kamis, Februari 21, 2008

Dakwah Di Dalam Bis


Ketika kembali ke Pekanbaru sekitar 3 tahun yang lalu, seperti biasanya saya banyak merenung, maklumlah keluarga yang ditinggalkan dan pekerjaan menumpuk yang akan ditemui nanti. Sekonyong-konyong saya tersentak kaget ketika melewati sebuah lokalisasi dan dari sana keluarlah seorang perempuan yang sudah lumayan tua (sekitar 45-50 thn) dengan pakaian yang berdandan begitu mencolok. Kenek (stokar/kondektur) bus langsung berteriak "Hei Tobatlah lagi, kamu sudah tua, hari sudah sore".
Padahal saya tahu bahwa kenek bis yang saya tumpangi sendiri tidak sholat dan tidak puasa, tetapi dakwah tetap mengalir dari bibirnya meskipun mungkin dia sendiri tidak menyadari akan hal ini. Didalam kehidupan ini memang demikianlah seharusnya, selalu menasehati sesama dalam segala hal dan dalam setiap kesempatan karena Rasulullah sendiri pernah bersabda yang isinya kira-kira demikian : Jika engkau melihat kemungkaran, maka cegahlah dengan tanganmu (kekuasaanmu), jika tidak sanggup cegahlah dengan lisanmu, dan jika tidak sanggup juga cegahlah dengan hatimu (dengan mendo'akan ataupun membenci perbuatan mungkar tersebut).
Mengenai usia dan waktu bertobat pada prinsipnya tidaklah ada, selagi masih bernafas, kapan dan dimanapun kita harus selalu minta Magfirah dari Allah SWT, namun meski demikian Rasulullah SAW pernah bersabda "Jika sudah sampai umur 40 tahun, kamu belum mau juga bertaubat, maka siap-siaplah untuk ditempatkan dineraka", Nauzubillah Min Dzalik.

Dengan demikian, marilah kita semua "Saling menganjurkan kepada yang haq, saling menasehati dalam kesabaran, moga-moga Allah SWT selalu melimpahkan Rakhmat dan karunianya kepada kita bersama, Amin. Wallohu A'lam.

Selasa, Februari 19, 2008

Iman Kepada Hari Akhir


PERJALANAN MENUJU KUBUR

Setelah ruh berpisah dengan badan, maka diberitakanlah kepada semua kaum kerabatmu bahwa kamu sudah meninggal dunia, mereka berdatangan menjenguk engkau untuk yang terakhir kalinya, jika yang datang adalah kawanmu maka dia akan bersedih berpisah dengan engkau dan adapun jika yang datang adalah musuhmu, maka bisa saja dia bergembira dengan kepergianmu.

Suatu ketika Rosulullah SAW tertidur dalam pangkuan A'izah, dan A'izah melihat kepada wajah baginda bahwa tanda-tanda tua sudah ada diwajah beliau, seketika teringatlah A'izah akan perjalanan menuju hari akhir, dan dia menangis hingga air matanya jatuh kemuka Rasulullah SAW, Rasul terbangun dan bertanya kepada A'izah akan hal apa yang dia tangiskan, maka Ai'izah menceritakan kejadian tadi. Rasulullah duduk dan bertanya kepada A'izah : Tahukah engkau A'izah pada saat manakah yang paling berat dan paling menyakitkan bagi si mayit?. A'izah menjawab pada sat ini, itu ... dst. maka Rasulullah SAW berkata : Adapun saat yang sangat menyedihkan bagi sang mayit adalah ketika dia mau dimandikan, karena ketika dia mau dimandikan itulah pakaian dunianya dilepaskan dan ruh akan menjerit sembari mengatakan kepada yang akan memandikannya supaya dia dimandikan dengan pelan-pelan karena badanya luka-luka tatkala Isro'il mencabut nyawanya tadi.

Selesai dimandikan, maka sang badanpun akan dikafani dengan kain putih yang harganya tidak lebih dari Rp. 300.000 untuk perhitungan sekarang. Itulah satu-satunya harta yang akan kamu bawa menghadap Allah SWT, padahal di dunia masih banyak kamu tinggalkan harta, mulai dari rumah, mobil, tanah, kebun dan sebagainya, tetapi ahli baitmu hanya memberikan pakaian putih kepadamu untuk kamu bawa ke dalam kubur.

Kemudian jasadmu akan dibawa menuju halaman rumahmu, sejenak berhenti dan seorang saudaramu akan berpidato untuk melepaskan dirimu, minta maaf jika engkau ada kesalah atau mengambil sesuatu barang yang bukan hakmu di dunia, kemudian berdo'a dan digotong lagi untuk menuju Masjid. Pada saat-saat yang demikian jika engkau termasuk orang yang beruntung maka engkau akan berteriak, hai pengiringku sekalian, cepatlah saya dibawa jangan dilama-lamakan karena saya akan bertemu dengan kekasih sejati saya "Qodhi Robbul Jalil", anak saya yang di rantau nggak perlu lagi ditunggu, cepat sedikit ..dst. dan sebaliknya jika dirimu adalah orang yang merugi, maka engkaupun berteriak dengan kerasnya dan teriakanmu akan didengar oleh seluruh penghuni alam ini kecuali jin dan manusia, "duhai saudaraku sekalian, mau kemanakah engkau akan membawa diriku, aku sangat takut akan bertemu dengan Tuhanku"....dst.

Perjalanan dilanjutkan menuju masjid, disini engkaupun akan diberhentikan sebentar untuk disholatkan dan kemudian menuju peristirahatanmu yang terakhir dan dalam hal ini disunatkanlah supaya ahlinya berjalan didepan dan sang mayit dibelakang, sebab jika engkau orang yang merugi, maka badanmu sungguh sangat ketakutan menunuju kubur. Begitu juga ketika si mayit akan dimasukkan kedalam kubur disunatkan juga untuk ahlinya yang masuk duluan barulah simayit diangkat dengan tangan dan diletakkan dipintu kubur, kemudian di uruglah tanah dan ditutuplah liang lahat dengan papan dua lembar. Ditimbun terus, dan orang akan menginjak-injak tanah diatasmu dan setelah itu mereka pergi meninggalkan dirimu dan engkau masih bisa mendengar suara terompah mereka, dan jika engkau orang yang beruntung, berbahagialah dirimu dan jika engkau orang yang merugi, maka selesailah bagianmu.

Bahwa persoalan dalan kubur adalah haq dan barang siapa yang tidak percaya kepada yang demikian, maka orang tersebut sudah sesat (kafir), Nauzubillah min Dzalik, maka dianjurkanlah untuk menTalqinkan Mayit sekurang-kurangnya : Ya Abdillah.... dst. Maka wajiblah bagi kita untuk percaya bahwa setiap orang pasti akan berhadapan dengan Mungkar dan Nakir dan pertanyaan tentang Nabi Muhammad sampai dua kali, dimana yang pertama akan dibukakan hijab sampai ke makam Rasulullah di Madinah dan ditanya kepada si Mayit apakah dia mengenal Rasulullah, maka jawablah dia adalah Muhammad SAW dan beriman aku akan dia dan bagi orang yang merugi maka orang tersebut tidak akan bisa menjawabnya. Kali yang kedua adalah ketika ditanya siapa Nabimu? maka jika orang yang beruntung dia akan menjawab Muhammad, dan jika ia orang yang merugi maka dia tidak akan menjawab.

Yang menerima siksa dalam kubur itu bukan hanya roh tetapi juga badan, sama ada dia mati secara wajar (ditempat tidur) ataupun diterkam binatang buas, atau juga dimakan ikan.

Untuk orang muslim yang berdosa, bisa saja dia hanya disiksa didalam kubur sebab banyaknya do'a dan sedekah dari ahlinya didunia ataupun amalan yang di Qosatkan kepadanya, maka Allah SWT bisa saja mengangkat siksa akan dia. Dan sebagai catatan, untuk anak yang sholeh tidak perlu di Qosatkan, sudah langsung berhubungan dengan orang tuanya dimana setiap amal kebaikan yang dikerjakan oleh anaknya, maka orang tuanya akan tetap kebagian dan lain halnya orang tua kepada anaknya ataupun orang lain termasuk juga saudaranya, supaya amalan sampai kepada si mayit, tetaplah harus di Qosatkan. Dasar ini adalah sesuai yang disampaikan oleh Imam Syafi'i yang berkata bahwa yang bisa diterima oleh mayit hanyalah amalan dari anaknya dan oleh Imam Nawawi mengatakan bisa saja orang lain tetapi haruslah di Qosatkan.

Menunggu hari kiamat, Wallohu A'lam.... (bersambung)


Senin, Februari 11, 2008

Iman Kepada Hari Akhir


Iman kepada hari Akhir adalah rukun Iman yang ke 5 (lima), dimana kepada setiap Mukminin diwajibkan untuk beriman kepada hari akhir (kiyamat), sama ada dia laki-laki yang telah dewasa ataupun perempuan.

PERJALANAN MENUJU HARI AKHIR
Pada hakikatnya perjalanan menuju hari akhir adalah ketika ruh ditubuh kita sudah berpisah dengan jazad dalam arti lain meninggal dunia, maka sejak saat itu resmilah seseorang memasuki alam yang ketiga (alam barzakh), menunggu sampai hari kiamat tiba dan selanjutnya menuju Padang Mahsyar.
KEMATIAN DAN SEBAB MUSABABNYA
Segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah dimuka bumi ini selalu ada Asbabul Musababnya, begitu juga dengan kematian, bisa mati ditempat tidur karena sakit, berperang, tabrakan, dimakan binatang buas, ditelan ikan dan sebagainya, sekalian itu hanyalah sekadar sebab musabab saja, yang pasti kematian itu akan dan pasti datang sebagaimana firman Allah SWT "Setiap yang bernyawa pasti merasakan mati" (Al-Imran), "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka kematian itu akan menemui kamu" (Al-Jum'ah).
Jika sudah tiba waktunya, entah nanti, besok, lusa dan seterusnya, mau tidak mau, suka atau tidak suka, maka maut itu pasti akan datang menjemput kita. Prosesnya pun tidak lama paling-paling hanya 5 menit, tetapi kesakitan yang dirasakan tidaklah sebanding dengan waktu yang 5 menit tadi itu jika seseorang itu orang yang merugi, dan disaat-saat seseorang menghadi Nazak (Sakarotil Maut), maka ada 3 golongan yang menghadiri kematiannya, yaitu :
1. Malaikat
Mulai dari Malaikat Pemberi Rizki, satu persatu datang menghadap si calon mayit dan berkata "Dulu semasa hidupmu, saya mencarikan rezki bagimu dari timur hingga ke Barat, tetapi sekarang saya sudah tidak bisa lagi". Hingga yang terakhir nanti Malaikat Roqib dan Atid, sebelum Malaikat Isroil
2. Saudara / Kerabatnya
Untuk Saudaranya, jika calon si mayit sakit dirumah atau dirumah sakit atau dimana saja sudah barang tentu juga akan menemani si calon mayit, dan disinilah di sunatkat untuk membimbing si calon mayit untuk mengucapkan syahadat, sekurang-kurangnya "La Ilaha Illalloh". Ucapkan dengan suara keras ke telinganya, dengan harapan moga-moga si calon mayit mengikuti yang kita ucapkan. Namun banyak juga yang tidak disertai oleh saudaranya, ada yang mati tertabrak ditempat, ada yang diterkam binatang buas, ada yang tenggelam di lautan dan sebagainya.
3. Syaithon (Setan)
Disaat-saat kita menghadapi Sakarotil Maut dan ketika memasuki Nazak, maka setanpun ikut menghadiri si mayit dan berusaha dengan sekuat tenaganya untuk menjerumuskan si calon mayit dengan segala daya upayanya karena inilah kesempatan terakhir untuknya mencari kawan sebanyak mungkin di neraka. Berlindung kita kepada Allah SWT, biarlah kita melepaskan segala kenikmatan dunia, biarlah kita melepaskan anak dan harta yang setengah mati kita cintai di dunia ini, asal jangan iman didada kita ikut lepas disaat-saat kita akan meninggalkan dunia ini.
Selanjutnya, malaikat Isro'il akan mencabut nyawa calon simayit dan satu persatu anggota badan kita akan mengucapkan salam perpisahan kepada Ruh "Salamu Alaika Ila Yaumil Qiyamah" Keselamatan atas engkau duhai badan hingga kita nanti disatukan Allah kembali di hari Qiyamat. Dan malaikat mencabut nyawa seseorang juga tergantung dari rezekinya, ada yang disentakkan dari matanya, dari mulutnya, dari kakinya, dari ubun-ubunnya dan sebaganinya. Maka terbujur kakulah sang badan yang dulu gagah dan tampan ataupun yang jelek rupa, yang penguasa ataupun rakyat jelata, yang kaya raya maupun yang miskin papa, kini sudah terbujur kaku tidak berdaya.
Perjalanan Menuju Kubur, Wallohu A'lam (bersambung)